MID 2 PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

PENGAWASAN PRODUKSI PADA BENGKEL LAS BARATA PALEMBANG

 

 

 

Disusun Oleh:

Paramita Fitri

NIM: 0612 3060 1237

 

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun Ajaran 2012/2013

Bab I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

            Dalam upaya pemerintah republik Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dari suatu Negara yang sedang berkembang, maka pembangunan di bidang ekonomi merupakan alternative pertama yang harus segera dilaksanakan karena pembangunan ekonomi dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan perkapita dari masyarakat serta memberikan pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan. Olaeh sebab itu pembanunan dibidang industry dalam suatu Negara yang sedang berkembang adalah dimaksudkan untuk mengajar ketinggalannya didalam pembangunan ekonomi.

            Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk menciptakan struktur ekonomi yang kuat dan berimbang antara sector pertanian dan sektor industri. Dalam pelaksanaan pembangunan industri perlu diusahakan agar terciptanya kaitan yang erat antara industri kecil, industri menengah dan industri besar sehingga pengambangan industry besar dan menengah secara langsung merangsang pembangunan industri kecil.

            Dalam melaksanakan pembangunan dibidang industri perlu ditingkatkan langkah-langkah untuk mengembangkan usaha swasta nasiona, dan untuk itu pemerintah perlu memberikan perhatian pembangunan prasarana dan penciptaan iklim yang menunjang pertumbuhan industry serta perlu juga meningkatkan pendidikan dan latihan mengenai penggunaan teknologi, ketekhnikan dan keterampilan serta kemampuan manajemen terutama bagi pengusaha industri kecil.

            Dalam pembangunan industri juga lebih diarahkan untuk meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat dengan melalui penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha, serta meningkatkan produktifitas dan perbaikan mutu produksi, dengan tujuan untuk memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, maka dengan berkembangnya industri kecil diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan pengusaha dan pengrajin industri kecil dalam usaha memasarkan hasil produksi yang dihasilkan.

            Pengolahan barang-barang dibidang industri kecil diarahkan pula untuk pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dengan melallui proses produksi, sehingga mempunyai nilai guna dari hasil produksi tersebut. Untuk dapat terlaksananya kegiatan proses produksi dengan baik dan tepat perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan tersebut, supaya kegiatan proses produksi dapat dilaksanakan secara efisien. Untuk pelaksanaan kegiatan produksi secara efisien tersebut sulit dicapai jika dalam pelaksanaannya tidak dilaksanakan dengan suatu manajemen yang baik.

I.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengadakan penelitian pada bengkel las barata jaya palembang yang maksudnya adalah menemukan, mempelajari, membahas dan menganalisis aktivitas pada perusahaan bisnis ini.

Bab II

Teori-teori

            Pelaksanaan kegiatan produksi dengan suatu administrasi yang baik, diperlukan juga adanya perencanaan dan pengawasan untuk kelangsungan kegiatan dari perusahaan tersebut.

            Menurut G.R. Terry

“Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang.”

“Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar.”

Menurut Harold Koontz

“Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan-perusahaan dapat terselenggara.”

            Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.
Dengan pengawasan diharapkan juga agar pelaksanaan rencana memanfaatkan semua unsur manajemen (6M) secara efektif (berhasil guna) dan efisien (berdaya guna).

Jenis-jenis Pengawasan
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :

  1. Pengawasan produksi (Production control). Yaitu pengawasan yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan..Pengawasan keuangan (Financial control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.
  2. Pengawasan pegawai (Personal control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
  3. Pengawasan teknis (Technical control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.

            Dari definisi-definisi diatas maka pengawasan dapat juga diartikan sebagai satu proses untuk menetapkan, pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksinya, dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

III

Pembahasan

III.1 Sejarah Singkat Perusahaan

            Bengkel las barata jaya Palembang merpakan perusahaan yang berbentuk perseorangan yang mana lazimnya, pimpinan perusahaan tersebut juga merupakan pemiliknya.

            Bengkel ini didirikan dan beroperasi pada tahun 1986 atas nama baapak tabrani. Pada awal berdirinya bengkel ini mempunyai sebuah mesin dengan kapasitas produksi perusahaan baru mencapai 1000 unit dari semua jenis produk yang dihasilkan. Bengkel las ini hanya memproduksi jenis barang tertentu saja yaitu berupa pagar, pintu, dan jendela. Perusahaan melakukan kegiatan produksi apabila ada pesanan.

            Bengkel Las Barata Jaya Palembang berlokasi di perumnas tepatnya di Jalan Tanjung Pandan/Lekipali No. 565/201, Rt. 07 Rw. 03 sako perumnas Palembang. Selain itu bengkel las ini belum mempunyai suatu badan hokum atau badan usaha dan dalam tahun 1991 perusahaan mempunyai suatau badan usaha yang berbentuk perseorangan dengan nama lengkapnya:

“Bengkel Las Barata Jaya Palembang”

            Dalam perkembangan bengkel las ini, secara berangsur-angsur mulai dapan memenuhi permintaan dari pesanan-pesanan, sehingga dengan demikian perusahaan secara bertahap mulai menambah jenis hasil produksi untuk dapat memenuhi pesanan dan dengan sendirinya perusahaan mengalami perkembangan dari jenis produksi yang dihasilkan sedangkan tenaga mesin telah ditambah oleh perusahaan, sehingga hasil produksi tidak lagi terbatas pada jenis tertentu saja, melainkan telah berproduksi bermacam jenis produk sesuai dengan permintaan para pemesan atau para langganan.

            Sebelumnya perusahaan menggunakan tenaga manusia sebanyak 4 orang tidak termasuk pimpinan perusahaan. Untuk dapat memenuhi permintaan akan pesanan dari para langganan, disamping perusahaan telah menggunakan peralatan mesin-mesin, maka perlu ditambah tenaga manusia untuk ditempatkan sebagian pada bagian mesin dan pda bagian tukang las. Dengan berkembangnya perusahaan, maka seyogyanyalah perusahaan menambah tenaga kerja guna kelancaran dalam proses produksi dalam usaha memenuhi permintaaan pesanan-pesanan.

            Adapun tenaga kerja yang diperlukan lagi adalah sebanyak 7 orang, dan akan ditempatkan dibagian mesin sebanyak 2 orang, dibagian mengelas sebanyak 3 orang dan 2 orang lagi ditempatkan dibagian pengecatan.

            Dengan adanya peningkatan ini, baik permintaan pemesanan dari langgana pun juga ada permintaan pesanan dari instansi-instansi yang bersifat borongan dan yang bersifat kontrak, dapat dipenuhi oleh perusahaan.

            Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa bengkel las ini berbentuk perusahaan perseorangan.

Yang dimaksud dengan perusahaan perseorangan adalah:

            “badan usaha perseorangan adalah perusahaan yang diawasi oleh seoran, dimana ia          memperoleh semua keuntungan, tetapi ia juga menanggung semua resiko yang ada.”

Adapun keuntungan-keuntungan dari perusahaan perseorangan ini adalah sebagai berikut:

  1. Mudah membentuk dan membubarkannya
  2. Bekerjanya sangat sederhana
  3. Manajemen fleksibel
  4. Pemilik menerima semua keuntungan dan ini merupakan pendorong baginya.

Sedangkan kerugiannya adalah:

  1. Tanggung jawab tidak terbatas.
  2. Tidak tentu masa hidupnya
  3. Kesulitan dalam menambah modal
  4. Terbatasnya manajemen

            Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam kegiatan proses produksi juga telah ditingkatkan agar tercapainya aktifitas perusahaan dalam berproduksi. Perusahaan dalam menghasilkan produk menggunakan bahan baku dan bahan penolong diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Sebagai bahan baku:

–          Besi beugel

–          Plat strip

–          Besi siku

B. Sebagai bahan penolong:

–          Kawat las

–          Minyak solar

–          Oli mesin

–          Cat

–          Amplas

–          Dan lain-lain

            Untuk mendapatkan bahan baku maupun bahan penolong dapat dibeli ditoko-toko yang ada dikota Palembang.

            Bengkel las ini telah menghasilkan beberapa jenis produk yaitu:

–          Pagar

–          Pintu

–          Jendela

–          Tenda

–          Tangga putar

–          Ayunan besi

III.2 Organisasi Dan Struktur Organisasi

            Untuk lebih menjamin agar aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancer maka dibutunkan pengorganisasian. Adanya pengorganisasian ini diharapkan dapat mengatur penggunaan sumber-sumber daya yang ada dalam perusahaan dengan sebaik mungkin, dengan demikian diharapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Untuk menjamin pengorganisasian tersebut maka dibutuhkan adanya struktur organisasi.

Definisi organisasi menurut Cyril Soffer, yaitu:

            “organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan     tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu    diperinci menjadi tugas-tugas yang dibagikan diantar pemegang peranan dan             kemudian digabung ke dalam beberapa bentuk hasil.”

Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi.

Adapun arti struktur organisasi adalah:

            “Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu            organisasi atau dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang     telah di tetapkan.”

            Untuk efektifitas dan efisiensi kerja diperlukan jaringan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan bawahan, sehingga terjalinlah koordinasi yang serasi, selaras, seimbang antara orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut.

            Bengkel las barata Palembang memiliki bentuk struktur organisasi garis karena sebagaimana telah diketahui bahwa pemilik dari bengkel las barata jaya Palembang sekaligus merupakan pimpinan pada bengkel las tersebut.

 

            Adapun yang dimaksud dengan organisasi garis, adalah:

            “Organisasi lini berdasarkan Henry Fayrol adalah suatu bentuk organisasi yang di   dalamnya terdapat garis wewenang, yang menghubungkan langsung secara vertical    antara atasan dengan bawahannya.”

Organisasi garis ini mempunyai beberapa ciri antara lain sebagai berikut:

            1. Hubungan antara atasan dengan bawahan bersifat langsung yangdihubungkan               suatu garis wewenang/komando

            2. Struktur organisasi sederhana dan stabil

            3. Jumlah pegawai sedikit, sehingga memungkinkan diantara mereka untuk saling mengenal

            4. Masing-masing pimpinan unit/bagian mempunyai tanggung  jawab dan wewenang          penuh atas segala bidang pekerjaan yang adadalam unitnya

            5. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan yang bersangkutan,sehingga        dianggap mempunyai sumber kekuasaan tunggal

            6. Tingkat spesialisasi biasanya belum begitu tinggi

            7. Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil

            8. Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

            Masing-masing struktu organisasi mempunyai kebaikan dan keburukan sesuai dengan sifat dari masing-masing organisasi yang dipakai oleh suatu perusahaan, adapun kebaikan dan keburukan dari system organisasi garis adalah:

Kebaikan organisasi garis:

  1. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
  2. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
  3. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
  4. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapatberjalan cepat
  5. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinanlangsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semuaperintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
  6. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
  7. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
  8. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembanganbakat-bakat pimpinan
  9. Adanya penghematan biaya
  10. Pengawasan berjalan efektif 

Keburukan organisasi garis:

  1. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakandengan tujuan organisasi
  2. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegangsendiri
  3. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel)
  4. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karenasukar untuk mengabil inisiatif sendiri
  5. Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
  6. Kurang tersedianya staf ahli.

            Untuk lebih memperjelas struktur organisasi suatu perusahaan maka biasanya disusun dalam suatu bagan organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukan bagaiman hubungan diantaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisahkan biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, dimana dihubungkan satu dengan yang lain melalui garis yang menunjukan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.

            Dari penjelasan diatas, maka secara sederhana dapat digambarkan struktur organisasi dari usaha Bengkel Las Barata Jaya Palembang sebagai berikut:

 

Struktur Organisasi Bengkel Las Barata Jaya Palembang

 

Sumber: Bengkel Las Barata Jaya Palembang

            Pimpinan Bengkel Las Barata Jaya Palembang mempunyai kesatuan perintah yang merupakan garis lurus dari atasan sampai kebawahan yang terdapat hubungan langsung melalui garis wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam bentuk yang teratur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam organisasi.

            Adapun pembagian tugas dari struktur organisasi bengkel lasi ini, akan penulis uraikan dari masing[masing bagian termasuk tugas dan wewenang pimpinana perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Pimpinan

            Dalam menjalankan kegiatannya, dimana pemilik merangkap sebagai pimpinan mempunyai tugas-tugas antara lain:

–          Sebagai penanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

–          Mengkoordinir urusan baik keluar maupun kedalam.

–          Mengkoordinir dan mengarahkan semua kegiatan pekerjaan perusahaan sehari-hari.

–          Menentukan, mengatur keuangan yang berhubungan dengan biaya perusahaan dan menentukan segala aktifitas perusahaan.

2. Bag. Pemasaran dan Bag. Pembelian:

–          Mencatat, mengadakan pembelian bahan-bahan untuk keperluan produk.

–          Mencatat semua order/pesanan.

–          Mencatat jumlah pemasaran.

3. Bag. Administrasi dan keuangan:

–          Mengadakan pencatatan dan pembukuan mengenai uang masuk dan keluar.

–          Memberikan laporan kepada pimpinan.

–          Setiap akhir tahun mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat laporan rugi/laba.

–          Menyelenggarakan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Bag. Produksi:

–          Membuat rencana kebutuhan bahan baku dan bahan penolong.

–          Merencanakan, mengolah serta mengawasi pekerja dalam proses produksi, dalam hal ini terbagi dalam 3 bagian, yaitu: penyusunan kerangka, pengelasan dan pengecatan.

III.3 Proses Produksi

            Dalam usaha untuk melakukan kegiatan mengelola bahan baku menjadi bahan jadi, dalam hal ini mengelola besi menjadi alat-alat keperluan rumah tangga seperti pagar, jendela, pintu, tenda dan lain sebagainya, maka kegiatan ini dapat dikatakan sebagai produksi. Untuk melaksanakan kegiatan produksi ini terlebih dahulu melalui proses produksi.

            Proses produksi adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan/menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

 

            Proses produksi menurut sofjan assauri adalah:

“proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan tehnik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.”

            Proses produksi dalam membentuk bahan baku besi menjadi berbagai jenis produk tersebut, hampir sama untuk setiap jenis produknya, perbedaan yang menyolok terlihat dari pembuatan kerangka produk yang akan dihasilkan yang tentunya disesuaikan dengan jenis produk tersebut.

            Proses produksi bengkel las ini dalam menghasilkan produk-produknya, dapat digolongkan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pengelolaan

3. Tahap Penyelesaian

            Adapun penjelasan masing-masing tahap produksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

            Dalam tahap ini besi-besi dan kawat las dibersihkan, kemudian dikelompokkan sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan.

2. Tahap Pengelolaan

            Dalam tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan:

–          Besi yang sudah dibersihkan tersebut, dipilih sesuai dengan ukuran masing-masing jenis produk untuk diproses menjadi kerangka-kerangka pagakr, jendela, pintu, tenda, tangga putar, ayunan besi, dan trail, dengan cara dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan.

–          Setelah besi-besi tersebut dipotong sesuai dengan kebutuhannya, pada besi-besi tersebut di bentuk desain-desain berupa kembang dari pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar, ayunan besi dan tenda. Kembang-kembang tersebut dibentuk dengan cara memotong besi-besi menjadi potongan-potongan kecil yang merupakan kerangka kembang, dengan menggunakan gergaji besi, kemudian pada bagian-bagian yang hendak dilengkungkan dilakukan dengan cara dipanaskan dengan bara api dan menggunakan alat pembengkok pipa.

–          Setelah penyusunan kerangka dan pembentukan selesai berarti pagar, jendela, pintu, trail, ayunan besi, dan tangga putar tersebut telah dapat disetel dengan terlebih dahulu dilakukan pengeboran pada bagian yang diperlukan dengan menggunakan alat bor, dengan demikian pembuatan kerangka berbagai jenis produk tersebut telah siap dan dapat dilakukan penyelesaian.

3. Tahap Penyelesaian

            Tahap penyelesaian ini merupakan tahap akhir dari rangkaian proses produksi, dalam tahap penyelesaian ini dilakukan kegiatan-kegiatan:

–          Kerangka pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar dan ayunan besi yang telah disetel dihaluskan dengan amplas untuk mempermudah pengecatan.

–          Setelah kerangka pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar dan ayunan besi dibersihkan, kemudian disusun dan dibentuk berdasarkan desain-desain yang diinginkan selanjutnya di las untuk memperkuat dari susunan kerangka tersebut.

–          Proses terakhir dari pembuatan pagar, pintu, trail, jendela, tangga putar dan ayunan besi ini adalah pengecatan, sehingga produk-produk tersebut tidak mudah berkarat, dengan demikian selesai sudah tahapan proses produksi tersebut.

            Bila ditinjau dari proses produksi seperti yang tersebut diatas, dimana dalam proses produksi tersebut terdapat pola urutan yang psati dari bahan baku sehingga menjadi barang jadi, maka kegiatan bengkel las ini dapat dikategorikan sebagai proses produksi yang terputus-putus atau disebut intermittent processes.

            Intermittent processes adalah:

            “ proses produksi terus-menerus adalah proses yang menggunakan mesin dan       peralatan yang dipersiapkan untuk memprosuksi produk dalam jangka waktu yang    lama/panjang, tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama.

III.6 Bahan Baku

            Setiap perusahaan terutama yang bersifat industry, baik yang berskala industry besar, menegah ataupun industry kecil seperti halnya bengkel las ini tentunya membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

            Menurut Drs. Sofjan Assauri, yang dimaksud dengan bahan baku adalah:

“semua bahan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk diolah dan setelah melalui proses produksi maka bahan baku tersebut menjadi bahan jadi atau finished good.”

            Besi merupakan bahan baku utama dalam usaha bengkel las ini, yang terdiri dari berbagai macam ukuran, yaitu besi beugel 12 mm, plat strip 4 mm dan besi siku 2 atau 3 mm, sedangkan panjang masing-masing bahan baku tersebut adalah 12 m, 6 m, serta kawat las 10 kg.

            Bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk memproduksi pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar, tenda dan ayunan besi tersebut adalah:

–          Minyak solar

–          Oli mesin

–          Cat

–          Amplas

            Disamping kebutuhan bahan baku juga dibutuhkan bahan-bahan penolong seperti tersebut diatas.

 

 

III.5 Tenaga kerja

            Tenaga kerja memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan, karena tenaga kerja merupakan pelaksana kegiatan peusahaan baik dalam kegiatan proses, penjualan dan administrasi, ataupun dalam kegiatan-kegiatan lain.

            Tenaga kerja yang dibutuhkan tentu saja haruslah selalu diadakan, hal ini penting karena pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh stu perusahaan pada setiap saat dapat meningkat sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan tentu saja akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan mungkin pula akan merubah jenis serta jumlah kebutuhan tenaga kerja tersebut.

            Kebutuhan tenaga kerja pada bengkel las barata jaya palembang dari tahun ke tahun juga mengalami perkembangan sesuai dengan semakin bertambahnya jumlah mesin yang dimiliki perusahaan tersebut.

            System upah yang ditetapkan oleh bengkel las ini berdasarkan banyaknya jumlah pesanan. Apabila jumlah pesanan tinggi maka tingkat upah pun akan naik.

            Jam kerja bengkel las ini berkisar antara jam 8.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Umumnya tenaga kerja tersebut menggunakan satu kali waktu untuk beristirahat, yaitu antara jam 12.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap tenaga kerja tersebut, mereka tidak bekerja pada hari-hari besar yaitu hari raya.

III.6 Mesin Dan Peralatan Yang Digunakan

            Mesin-mesin dan peralatan merupakan faktor produksi yang penting bagi suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk, sehingga produk-produk tersebut dapat di produksi dalam waktu yang lebih baik jika di bandingkan tanpa menggunakan mesin. Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu. Sedangkan peralatan merupakan instrument atau perkakas yang kecil sekali yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk.

            Walaupun sebenarnya jenis mesin yang ada banyak sekali variasinya, tetapi menurut Sofjan Assauri pada prinsipnya mesin-mesin tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

“mesin-mesin yang bersifat umum/serba guna adalah mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang-barang. Mesin-mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu macam hasil produk.”

Mesin-mesin yang bersifat khusu ini biasanya ditemukan pada perusahaan yang bersifat produksinya adalah massa produksi.

            Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh bengkel las ini adalah sebagai berikut:

–          Mesin las listrik

–          Mesin gerinda listrik

–          Mesin bor listrik

–          Ragum/penjepit, manual

–          Gunting plat, manual 12 m

–          Gergaji besi

–          Pemotong pipa

–          Pemotong besi

–          Alat pembolong siku/plat

–          Alat pembengkok pipa

–          Peralatan lain.

 

 

 

 

IV

Penutup

            Untuk dapat memperlancar kegiatan proses produksi dalam usaha, didalam menjalankan perencanaan produksi untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan maka harus melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan secara efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan perusahaan didalam menjalankan kegiatan produksinya secara efektif dan efisien.

            Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

                Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

 

 

 

                                                       Daftar pustaka

  1. Sofjan Assauri, Drs, Management Produksi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univ. Indonesia, Jakarta, 1980.
  2. Novia, Tugas Teori Organisasi Umum, Http://Pyia.Wordpress.Com, 9 Juni 2013.
  3. Y, Pengawasan Pengendalian, Http://Y-Share-It.Blogspot.Com, 9 Juni 2013.
  4. M. Manullang, Drs, Dasar-Dasar Management, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
  5. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com, Prof. Dr, T. Hani Han Doko, DR. MBA, Organisasi Perusahaan, Penerbit BPFE Yogyakarta, 1992.

MID 2 PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

PENGAWASAN PRODUKSI PADA BENGKEL LAS BARATA PALEMBANG

 

 

Disusun Oleh:

Paramita Fitri

NIM: 0612 3060 1237

 

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun Ajaran 2012/2013

Bab I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

            Dalam upaya pemerintah republik Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dari suatu Negara yang sedang berkembang, maka pembangunan di bidang ekonomi merupakan alternative pertama yang harus segera dilaksanakan karena pembangunan ekonomi dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan perkapita dari masyarakat serta memberikan pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan. Olaeh sebab itu pembanunan dibidang industry dalam suatu Negara yang sedang berkembang adalah dimaksudkan untuk mengajar ketinggalannya didalam pembangunan ekonomi.

            Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk menciptakan struktur ekonomi yang kuat dan berimbang antara sector pertanian dan sektor industri. Dalam pelaksanaan pembangunan industri perlu diusahakan agar terciptanya kaitan yang erat antara industri kecil, industri menengah dan industri besar sehingga pengambangan industry besar dan menengah secara langsung merangsang pembangunan industri kecil.

            Dalam melaksanakan pembangunan dibidang industri perlu ditingkatkan langkah-langkah untuk mengembangkan usaha swasta nasiona, dan untuk itu pemerintah perlu memberikan perhatian pembangunan prasarana dan penciptaan iklim yang menunjang pertumbuhan industry serta perlu juga meningkatkan pendidikan dan latihan mengenai penggunaan teknologi, ketekhnikan dan keterampilan serta kemampuan manajemen terutama bagi pengusaha industri kecil.

            Dalam pembangunan industri juga lebih diarahkan untuk meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat dengan melalui penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha, serta meningkatkan produktifitas dan perbaikan mutu produksi, dengan tujuan untuk memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, maka dengan berkembangnya industri kecil diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan pengusaha dan pengrajin industri kecil dalam usaha memasarkan hasil produksi yang dihasilkan.

            Pengolahan barang-barang dibidang industri kecil diarahkan pula untuk pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dengan melallui proses produksi, sehingga mempunyai nilai guna dari hasil produksi tersebut. Untuk dapat terlaksananya kegiatan proses produksi dengan baik dan tepat perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan tersebut, supaya kegiatan proses produksi dapat dilaksanakan secara efisien. Untuk pelaksanaan kegiatan produksi secara efisien tersebut sulit dicapai jika dalam pelaksanaannya tidak dilaksanakan dengan suatu manajemen yang baik.

I.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengadakan penelitian pada bengkel las barata jaya palembang yang maksudnya adalah menemukan, mempelajari, membahas dan menganalisis aktivitas pada perusahaan bisnis ini.

Bab II

Teori-teori

            Pelaksanaan kegiatan produksi dengan suatu administrasi yang baik, diperlukan juga adanya perencanaan dan pengawasan untuk kelangsungan kegiatan dari perusahaan tersebut.

            Menurut G.R. Terry

“Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang.”

“Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar.”

Menurut Harold Koontz

“Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan-perusahaan dapat terselenggara.”

            Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.
Dengan pengawasan diharapkan juga agar pelaksanaan rencana memanfaatkan semua unsur manajemen (6M) secara efektif (berhasil guna) dan efisien (berdaya guna).

Jenis-jenis Pengawasan
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :

  1. Pengawasan produksi (Production control). Yaitu pengawasan yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan..Pengawasan keuangan (Financial control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.
  2. Pengawasan pegawai (Personal control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
  3. Pengawasan teknis (Technical control). Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.

            Dari definisi-definisi diatas maka pengawasan dapat juga diartikan sebagai satu proses untuk menetapkan, pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksinya, dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

III

Pembahasan

III.1 Sejarah Singkat Perusahaan

            Bengkel las barata jaya Palembang merpakan perusahaan yang berbentuk perseorangan yang mana lazimnya, pimpinan perusahaan tersebut juga merupakan pemiliknya.

            Bengkel ini didirikan dan beroperasi pada tahun 1986 atas nama baapak tabrani. Pada awal berdirinya bengkel ini mempunyai sebuah mesin dengan kapasitas produksi perusahaan baru mencapai 1000 unit dari semua jenis produk yang dihasilkan. Bengkel las ini hanya memproduksi jenis barang tertentu saja yaitu berupa pagar, pintu, dan jendela. Perusahaan melakukan kegiatan produksi apabila ada pesanan.

            Bengkel Las Barata Jaya Palembang berlokasi di perumnas tepatnya di Jalan Tanjung Pandan/Lekipali No. 565/201, Rt. 07 Rw. 03 sako perumnas Palembang. Selain itu bengkel las ini belum mempunyai suatu badan hokum atau badan usaha dan dalam tahun 1991 perusahaan mempunyai suatau badan usaha yang berbentuk perseorangan dengan nama lengkapnya:

“Bengkel Las Barata Jaya Palembang”

            Dalam perkembangan bengkel las ini, secara berangsur-angsur mulai dapan memenuhi permintaan dari pesanan-pesanan, sehingga dengan demikian perusahaan secara bertahap mulai menambah jenis hasil produksi untuk dapat memenuhi pesanan dan dengan sendirinya perusahaan mengalami perkembangan dari jenis produksi yang dihasilkan sedangkan tenaga mesin telah ditambah oleh perusahaan, sehingga hasil produksi tidak lagi terbatas pada jenis tertentu saja, melainkan telah berproduksi bermacam jenis produk sesuai dengan permintaan para pemesan atau para langganan.

            Sebelumnya perusahaan menggunakan tenaga manusia sebanyak 4 orang tidak termasuk pimpinan perusahaan. Untuk dapat memenuhi permintaan akan pesanan dari para langganan, disamping perusahaan telah menggunakan peralatan mesin-mesin, maka perlu ditambah tenaga manusia untuk ditempatkan sebagian pada bagian mesin dan pda bagian tukang las. Dengan berkembangnya perusahaan, maka seyogyanyalah perusahaan menambah tenaga kerja guna kelancaran dalam proses produksi dalam usaha memenuhi permintaaan pesanan-pesanan.

            Adapun tenaga kerja yang diperlukan lagi adalah sebanyak 7 orang, dan akan ditempatkan dibagian mesin sebanyak 2 orang, dibagian mengelas sebanyak 3 orang dan 2 orang lagi ditempatkan dibagian pengecatan.

            Dengan adanya peningkatan ini, baik permintaan pemesanan dari langgana pun juga ada permintaan pesanan dari instansi-instansi yang bersifat borongan dan yang bersifat kontrak, dapat dipenuhi oleh perusahaan.

            Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa bengkel las ini berbentuk perusahaan perseorangan.

Yang dimaksud dengan perusahaan perseorangan adalah:

            “badan usaha perseorangan adalah perusahaan yang diawasi oleh seoran, dimana ia          memperoleh semua keuntungan, tetapi ia juga menanggung semua resiko yang ada.”

Adapun keuntungan-keuntungan dari perusahaan perseorangan ini adalah sebagai berikut:

  1. Mudah membentuk dan membubarkannya
  2. Bekerjanya sangat sederhana
  3. Manajemen fleksibel
  4. Pemilik menerima semua keuntungan dan ini merupakan pendorong baginya.

Sedangkan kerugiannya adalah:

  1. Tanggung jawab tidak terbatas.
  2. Tidak tentu masa hidupnya
  3. Kesulitan dalam menambah modal
  4. Terbatasnya manajemen

            Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam kegiatan proses produksi juga telah ditingkatkan agar tercapainya aktifitas perusahaan dalam berproduksi. Perusahaan dalam menghasilkan produk menggunakan bahan baku dan bahan penolong diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Sebagai bahan baku:

–          Besi beugel

–          Plat strip

–          Besi siku

B. Sebagai bahan penolong:

–          Kawat las

–          Minyak solar

–          Oli mesin

–          Cat

–          Amplas

–          Dan lain-lain

            Untuk mendapatkan bahan baku maupun bahan penolong dapat dibeli ditoko-toko yang ada dikota Palembang.

            Bengkel las ini telah menghasilkan beberapa jenis produk yaitu:

–          Pagar

–          Pintu

–          Jendela

–          Tenda

–          Tangga putar

–          Ayunan besi

III.2 Organisasi Dan Struktur Organisasi

            Untuk lebih menjamin agar aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancer maka dibutunkan pengorganisasian. Adanya pengorganisasian ini diharapkan dapat mengatur penggunaan sumber-sumber daya yang ada dalam perusahaan dengan sebaik mungkin, dengan demikian diharapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Untuk menjamin pengorganisasian tersebut maka dibutuhkan adanya struktur organisasi.

Definisi organisasi menurut Cyril Soffer, yaitu:

            “organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan     tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu    diperinci menjadi tugas-tugas yang dibagikan diantar pemegang peranan dan             kemudian digabung ke dalam beberapa bentuk hasil.”

Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi.

Adapun arti struktur organisasi adalah:

            “Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu            organisasi atau dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang     telah di tetapkan.”

            Untuk efektifitas dan efisiensi kerja diperlukan jaringan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan bawahan, sehingga terjalinlah koordinasi yang serasi, selaras, seimbang antara orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut.

            Bengkel las barata Palembang memiliki bentuk struktur organisasi garis karena sebagaimana telah diketahui bahwa pemilik dari bengkel las barata jaya Palembang sekaligus merupakan pimpinan pada bengkel las tersebut.

 

            Adapun yang dimaksud dengan organisasi garis, adalah:

            “Organisasi lini berdasarkan Henry Fayrol adalah suatu bentuk organisasi yang di   dalamnya terdapat garis wewenang, yang menghubungkan langsung secara vertical    antara atasan dengan bawahannya.”

Organisasi garis ini mempunyai beberapa ciri antara lain sebagai berikut:

            1. Hubungan antara atasan dengan bawahan bersifat langsung yangdihubungkan               suatu garis wewenang/komando

            2. Struktur organisasi sederhana dan stabil

            3. Jumlah pegawai sedikit, sehingga memungkinkan diantara mereka untuk saling mengenal

            4. Masing-masing pimpinan unit/bagian mempunyai tanggung  jawab dan wewenang          penuh atas segala bidang pekerjaan yang adadalam unitnya

            5. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan yang bersangkutan,sehingga        dianggap mempunyai sumber kekuasaan tunggal

            6. Tingkat spesialisasi biasanya belum begitu tinggi

            7. Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil

            8. Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

            Masing-masing struktu organisasi mempunyai kebaikan dan keburukan sesuai dengan sifat dari masing-masing organisasi yang dipakai oleh suatu perusahaan, adapun kebaikan dan keburukan dari system organisasi garis adalah:

Kebaikan organisasi garis:

  1. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
  2. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
  3. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
  4. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapatberjalan cepat
  5. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinanlangsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semuaperintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
  6. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
  7. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
  8. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembanganbakat-bakat pimpinan
  9. Adanya penghematan biaya
  10. Pengawasan berjalan efektif 

Keburukan organisasi garis:

  1. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakandengan tujuan organisasi
  2. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegangsendiri
  3. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel)
  4. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karenasukar untuk mengabil inisiatif sendiri
  5. Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
  6. Kurang tersedianya staf ahli.

            Untuk lebih memperjelas struktur organisasi suatu perusahaan maka biasanya disusun dalam suatu bagan organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukan bagaiman hubungan diantaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisahkan biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, dimana dihubungkan satu dengan yang lain melalui garis yang menunjukan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.

            Dari penjelasan diatas, maka secara sederhana dapat digambarkan struktur organisasi dari usaha Bengkel Las Barata Jaya Palembang sebagai berikut:

 

Struktur Organisasi Bengkel Las Barata Jaya Palembang

 

Sumber: Bengkel Las Barata Jaya Palembang

            Pimpinan Bengkel Las Barata Jaya Palembang mempunyai kesatuan perintah yang merupakan garis lurus dari atasan sampai kebawahan yang terdapat hubungan langsung melalui garis wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam bentuk yang teratur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam organisasi.

            Adapun pembagian tugas dari struktur organisasi bengkel lasi ini, akan penulis uraikan dari masing[masing bagian termasuk tugas dan wewenang pimpinana perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Pimpinan

            Dalam menjalankan kegiatannya, dimana pemilik merangkap sebagai pimpinan mempunyai tugas-tugas antara lain:

–          Sebagai penanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

–          Mengkoordinir urusan baik keluar maupun kedalam.

–          Mengkoordinir dan mengarahkan semua kegiatan pekerjaan perusahaan sehari-hari.

–          Menentukan, mengatur keuangan yang berhubungan dengan biaya perusahaan dan menentukan segala aktifitas perusahaan.

2. Bag. Pemasaran dan Bag. Pembelian:

–          Mencatat, mengadakan pembelian bahan-bahan untuk keperluan produk.

–          Mencatat semua order/pesanan.

–          Mencatat jumlah pemasaran.

3. Bag. Administrasi dan keuangan:

–          Mengadakan pencatatan dan pembukuan mengenai uang masuk dan keluar.

–          Memberikan laporan kepada pimpinan.

–          Setiap akhir tahun mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat laporan rugi/laba.

–          Menyelenggarakan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Bag. Produksi:

–          Membuat rencana kebutuhan bahan baku dan bahan penolong.

–          Merencanakan, mengolah serta mengawasi pekerja dalam proses produksi, dalam hal ini terbagi dalam 3 bagian, yaitu: penyusunan kerangka, pengelasan dan pengecatan.

III.3 Proses Produksi

            Dalam usaha untuk melakukan kegiatan mengelola bahan baku menjadi bahan jadi, dalam hal ini mengelola besi menjadi alat-alat keperluan rumah tangga seperti pagar, jendela, pintu, tenda dan lain sebagainya, maka kegiatan ini dapat dikatakan sebagai produksi. Untuk melaksanakan kegiatan produksi ini terlebih dahulu melalui proses produksi.

            Proses produksi adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan/menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

 

            Proses produksi menurut sofjan assauri adalah:

“proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan tehnik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.”

            Proses produksi dalam membentuk bahan baku besi menjadi berbagai jenis produk tersebut, hampir sama untuk setiap jenis produknya, perbedaan yang menyolok terlihat dari pembuatan kerangka produk yang akan dihasilkan yang tentunya disesuaikan dengan jenis produk tersebut.

            Proses produksi bengkel las ini dalam menghasilkan produk-produknya, dapat digolongkan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pengelolaan

3. Tahap Penyelesaian

            Adapun penjelasan masing-masing tahap produksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

            Dalam tahap ini besi-besi dan kawat las dibersihkan, kemudian dikelompokkan sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan.

2. Tahap Pengelolaan

            Dalam tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan:

–          Besi yang sudah dibersihkan tersebut, dipilih sesuai dengan ukuran masing-masing jenis produk untuk diproses menjadi kerangka-kerangka pagakr, jendela, pintu, tenda, tangga putar, ayunan besi, dan trail, dengan cara dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan.

–          Setelah besi-besi tersebut dipotong sesuai dengan kebutuhannya, pada besi-besi tersebut di bentuk desain-desain berupa kembang dari pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar, ayunan besi dan tenda. Kembang-kembang tersebut dibentuk dengan cara memotong besi-besi menjadi potongan-potongan kecil yang merupakan kerangka kembang, dengan menggunakan gergaji besi, kemudian pada bagian-bagian yang hendak dilengkungkan dilakukan dengan cara dipanaskan dengan bara api dan menggunakan alat pembengkok pipa.

–          Setelah penyusunan kerangka dan pembentukan selesai berarti pagar, jendela, pintu, trail, ayunan besi, dan tangga putar tersebut telah dapat disetel dengan terlebih dahulu dilakukan pengeboran pada bagian yang diperlukan dengan menggunakan alat bor, dengan demikian pembuatan kerangka berbagai jenis produk tersebut telah siap dan dapat dilakukan penyelesaian.

3. Tahap Penyelesaian

            Tahap penyelesaian ini merupakan tahap akhir dari rangkaian proses produksi, dalam tahap penyelesaian ini dilakukan kegiatan-kegiatan:

–          Kerangka pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar dan ayunan besi yang telah disetel dihaluskan dengan amplas untuk mempermudah pengecatan.

–          Setelah kerangka pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar dan ayunan besi dibersihkan, kemudian disusun dan dibentuk berdasarkan desain-desain yang diinginkan selanjutnya di las untuk memperkuat dari susunan kerangka tersebut.

–          Proses terakhir dari pembuatan pagar, pintu, trail, jendela, tangga putar dan ayunan besi ini adalah pengecatan, sehingga produk-produk tersebut tidak mudah berkarat, dengan demikian selesai sudah tahapan proses produksi tersebut.

            Bila ditinjau dari proses produksi seperti yang tersebut diatas, dimana dalam proses produksi tersebut terdapat pola urutan yang psati dari bahan baku sehingga menjadi barang jadi, maka kegiatan bengkel las ini dapat dikategorikan sebagai proses produksi yang terputus-putus atau disebut intermittent processes.

            Intermittent processes adalah:

            “ proses produksi terus-menerus adalah proses yang menggunakan mesin dan       peralatan yang dipersiapkan untuk memprosuksi produk dalam jangka waktu yang    lama/panjang, tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama.

III.6 Bahan Baku

            Setiap perusahaan terutama yang bersifat industry, baik yang berskala industry besar, menegah ataupun industry kecil seperti halnya bengkel las ini tentunya membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

            Menurut Drs. Sofjan Assauri, yang dimaksud dengan bahan baku adalah:

“semua bahan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk diolah dan setelah melalui proses produksi maka bahan baku tersebut menjadi bahan jadi atau finished good.”

            Besi merupakan bahan baku utama dalam usaha bengkel las ini, yang terdiri dari berbagai macam ukuran, yaitu besi beugel 12 mm, plat strip 4 mm dan besi siku 2 atau 3 mm, sedangkan panjang masing-masing bahan baku tersebut adalah 12 m, 6 m, serta kawat las 10 kg.

            Bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk memproduksi pagar, jendela, pintu, trail, tangga putar, tenda dan ayunan besi tersebut adalah:

–          Minyak solar

–          Oli mesin

–          Cat

–          Amplas

            Disamping kebutuhan bahan baku juga dibutuhkan bahan-bahan penolong seperti tersebut diatas.

 

 

III.5 Tenaga kerja

            Tenaga kerja memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan, karena tenaga kerja merupakan pelaksana kegiatan peusahaan baik dalam kegiatan proses, penjualan dan administrasi, ataupun dalam kegiatan-kegiatan lain.

            Tenaga kerja yang dibutuhkan tentu saja haruslah selalu diadakan, hal ini penting karena pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh stu perusahaan pada setiap saat dapat meningkat sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan tentu saja akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan mungkin pula akan merubah jenis serta jumlah kebutuhan tenaga kerja tersebut.

            Kebutuhan tenaga kerja pada bengkel las barata jaya palembang dari tahun ke tahun juga mengalami perkembangan sesuai dengan semakin bertambahnya jumlah mesin yang dimiliki perusahaan tersebut.

            System upah yang ditetapkan oleh bengkel las ini berdasarkan banyaknya jumlah pesanan. Apabila jumlah pesanan tinggi maka tingkat upah pun akan naik.

            Jam kerja bengkel las ini berkisar antara jam 8.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Umumnya tenaga kerja tersebut menggunakan satu kali waktu untuk beristirahat, yaitu antara jam 12.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap tenaga kerja tersebut, mereka tidak bekerja pada hari-hari besar yaitu hari raya.

III.6 Mesin Dan Peralatan Yang Digunakan

            Mesin-mesin dan peralatan merupakan faktor produksi yang penting bagi suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk, sehingga produk-produk tersebut dapat di produksi dalam waktu yang lebih baik jika di bandingkan tanpa menggunakan mesin. Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu. Sedangkan peralatan merupakan instrument atau perkakas yang kecil sekali yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk.

            Walaupun sebenarnya jenis mesin yang ada banyak sekali variasinya, tetapi menurut Sofjan Assauri pada prinsipnya mesin-mesin tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

“mesin-mesin yang bersifat umum/serba guna adalah mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang-barang. Mesin-mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu macam hasil produk.”

Mesin-mesin yang bersifat khusu ini biasanya ditemukan pada perusahaan yang bersifat produksinya adalah massa produksi.

            Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh bengkel las ini adalah sebagai berikut:

–          Mesin las listrik

–          Mesin gerinda listrik

–          Mesin bor listrik

–          Ragum/penjepit, manual

–          Gunting plat, manual 12 m

–          Gergaji besi

–          Pemotong pipa

–          Pemotong besi

–          Alat pembolong siku/plat

–          Alat pembengkok pipa

–          Peralatan lain.

 

 

 

 

IV

Penutup

            Untuk dapat memperlancar kegiatan proses produksi dalam usaha, didalam menjalankan perencanaan produksi untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan maka harus melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan secara efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan perusahaan didalam menjalankan kegiatan produksinya secara efektif dan efisien.

            Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

                Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

 

 

 

                                                       Daftar pustaka

  1. Sofjan Assauri, Drs, Management Produksi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univ. Indonesia, Jakarta, 1980.
  2. Novia, Tugas Teori Organisasi Umum, Http://Pyia.Wordpress.Com, 9 Juni 2013.
  3. Y, Pengawasan Pengendalian, Http://Y-Share-It.Blogspot.Com, 9 Juni 2013.
  4. M. Manullang, Drs, Dasar-Dasar Management, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
  5. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com, Prof. Dr, T. Hani Han Doko, DR. MBA, Organisasi Perusahaan, Penerbit BPFE Yogyakarta, 1992.